Bandar Lampung, 7 Januari 2025 – Di sela padatnya agenda anggota DPRD Provinsi Lampung, dari Rapat Paripurna Pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Tata Niaga Singkong hingga Rapat Komisi I, Senin Siang (6/1/2025) arahbarat.com berkesempatan mewawancarai salah satu politisi Partai Gerindra, Reza Berawi di Gedung DPRD Provinsi Lampung.
Disambut dengan senyum hangat kami dipersilakan berbincang di ruang Fraksi Gerindra.
Pria yang akrab disapa Bang Reza tersebut lahir di Tanjungkarang pada tanggal 16 September 1969. Ia mengawali pendidikan dasar di SD Teladan Bandar Lampung, lulus dari sekolah dasar ia hijrah ke Palembang, Sumatera Selatan dan melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Palembang dan SMA Negeri 1 Palembang. Kemudian kembali ke kampung halamannya untuk menyelesaikan Sarjana Hukum di Universitas Lampung dan Pascasarjana di Magister Kenotariatan Universitas Padjajaran dan Universitas Lampung.
“Ayah saya Pegawai Negeri Sipil yang pernah menjalani tugas mulai di Lampung, Palembang, Jakarta, Ambon, dan saya pernah mengikutinya. Bahkan saya sempat kuliah di Universitas Pattimura, Maluku dan sempat ditunjuk sebagai Ketua Mahasiswa Muslim Maluku yang melibatkan mahasiswa muslim di tujuh fakultas, dan kami saat itu sempat menginisiasi pembangunan masjid yang berada di tengah-tengah, ketika itu muslim minoritas, tapi alhamdulillah dapat berdiri dan sampai kini masih termanfaatkan,” kisahnya.
Sejak duduk di bangku SMA, Reza telah menunjukkan minatnya untuk aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, pernah didapuk menjadi Ketua Osis SMAN 1 Palembang, kemudian saat menjadi mahasiswa pernah menjadi pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Hukum dan pengurus HMI Cabang Bandar Lampung.
“Darah aktivis saya diwariskan dari ayah yang kebetulan dulu juga aktivis HMI dan sempat menjadi Ketua KAHMI Provinsi Maluku. Beliau selalu mendorong anak-anaknya untuk aktif berorganisasi, beliau juga selalu menerapkan pendidikan yang ketat kepada anak-anaknya, mulai dari kemandirian, berorganisasi, ajaran keagamaan. Dan alhamdulillah berkat pendidikan yang disiplin itu, enam adik-beradik saya semuanya bergelar doktor bahkan profesor yang diperoleh dari beberapa universitas dari dalam maupun luar negeri,” tuturnya.
Menurut Reza orang tuanya memberikan support dengan kegiatannya sebagai aktivis mahasiswa. Bahkan di masa ayahnya menjadi aktivis itu beberapa teman-teman seangkatan ayahnya menjadi tokoh-tokoh nasional yang ada di Indonesia. Hal itu menjadi salah satu pendorong dan motivasi Bang Reza untuk mengikuti jejak ayahnya.
“Saat itu saya melihat latar belakang ayah sebagai mantan aktivis membuatnya memiliki perspektif yang mendalam dan melihat persoalan dengan pemberian solusinya. Mereka jauh lebih berintegritas, mereka juga lebih fokus dan diimbangi kemampuan akademik dan agama yang berjalan secara linier, itu sangat luar biasa. Itu juga menjadi role model pola pendidikan yang diadopsi ke kami. Kami ketika zaman itu memang dibiasakan melakukan diskusi dan membaca, dalam satu minggu satu buku sebagai literasi (referensi) untuk diskusi,” jelasnya.
Keluarga dan Perjalanan Karir
Tumbuh dan besar dalam tradisi keluarga yang peduli terhadap pendidikan dan nilai-nilai keagamaan, menjadikan Reza Berawi dan saudaranya berkembang menjadi orang-orang sukses. Reza merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara.
“Adik dan kakak saya masing-masing tersebar dengan aneka ragam pekerjaan, mulai dari dosen, ASN, swasta, dan ada juga yang menjadi hakim.”
Pola pendidikan keluarga yang diterapkan ayahnya juga diterapkan Reza Berawi terhadap anak-anaknya. “Anak saya tiga, yang pertama dokter, alumni FK Unila dan telah bekerja, kedua alumni FE Unila dan saat ini juga telah bekerja di salah satu Kementerian di Jakarta, dan anak ketiga baru kelas dua SMA,” lanjutnya.
Namun, kisah sukses tersebut juga tak selalu mulus. Walaupun Reza Berawi mengakui bahwa perjalanan dan dinamika kehidupannya lebih banyak hal-hal yang menyenangkan, tetapi sebagaimana banyak orang, ia juga pernah mengalami kegagalan. Selain sempat gagal masuk menjadi anggota DPRD Provinsi Lampung tahun 2019, ia juga pernah gagal menjadi calon kepala daerah. Jauh sebelumnya ia juga mengakui pernah gagal lulus seleksi akhir untuk menjadi anggota TNI dan Polri.
“Dulu pasca tamat SMA, saya pernah berkeinginan menjadi abdi negara melalui TNI atau Polri. Saya pernah mengalami proses seleksi sampai dua kali ke Magelang dan dua kali gagal di tingkat akhir, pemantauan akhir (Pantaukhir) pusat. Jadi pemulangan ketiga, itu juga menjadi pengalaman yang sangat membekas. Selanjutnya, saya juga di politik ini kurang lebih di usia 35-36 tahun pernah berkontestasi mencalonkan diri sebagai kepala daerah di salah satu kabupaten di Lampung, tetapi gagal. Dan saya juga pernah gagal di 2019, menjadi anggota DPRD Provinsi Lampung. Ketika itu Partai Gerindra hanya mendapatkan satu kursi, saya memperoleh suara terbanyak kedua,” kenang Reza.
Setelah gagal mengikuti tes Polri dan TNI, Reza Berawi lalu menyelasaikan kuliahnya S1 Fakultas hukum Unila. Ia sempat berkarir sebagai Officer Bank Swasta Nasional Tahun 1997, dan pada tahun 1998 mulai meniti karir sebagai notaris. Di profesi kenotariatan ini, karir suami dari dr. Prita Pratiwi ini terbilang moncer. Sempat menjadi Ketua PPAT Kabupaten Pringsewu, selanjutnya selama dua periode sebagai Ketua wilayah PPAT Lampung dan pernah juga menjadi Ketua 3 Pengurus Pusat IPAT Indonesia.
Tertarik Dunia Politik
Reza Berawi mengakui ketertarikannya di dunia politik sudah tumbuh sejak SMA. “Saat saya terpilih menjadi Ketua OSIS, kita sudah dibina untuk melakukan manajemen kepemimpinan dalam rangka memberikan kemanfaatan,” jelasnya.
Hal tersebut menurutnya menjadi alasan pasca menyelesaikan pendidikan sarjana untuk menjalankan jabatan profesi yang memang berkutat dan memberikan kontribusi sesuai dengan profesinya.
“Karena saya merasa ingin memberikan manfaat lebih banyak lagi, saya berpikir bahwa di ruang-ruang kekuasaan akan bisa memberikan kemanfaatan lebih. Salah satunya adalah mengawali dengan menjadi anggota legislatif, karena kewenangan yang dimiliki anggota legislatif ini kalau memang bisa diterapkan secara optimal bisa memberikan kemanfaatan lebih optimal dibanding jabatan sebelumnya,” lanjutnya.
Sebelum bergabung ke Partai Politik, Bang Reza juga sempat menjadi Ketua KAHMI Pringsewu yang pertama, sekitar tahun 2015, kemudian menjadi Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU) Propinsi Lampung dan menjadi pembina dan pengurus di beberapa organisiasi sosial kemasyarakatan baik yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, maupun keagamaan. “Terakhir saya juga mendapatkan kepercayaan untuk menjadi salah satu Wakil Ketua di Yayasan Al-Furqon berkedudukan di Bandar Lampung.” ujar Bendahara PW KAHMI Lampung tersebut.
Di Partai Gerindra, Reza Berawi pernah menjabat Sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Pringsewu, dan saat ini mendapat kepercayaan menjadi salah satu Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Lampung.
Mengabdi dan Melayani Rakyat
Tak banyak notaris yang memiliki kesempatan menjalani tiga profesi sekaligus, yakni sebagai Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan Pejabat Lelang. Salah satu orang yang beruntung tersebut, adalah Reza Berawi. Ia pernah menjalani tiga profesi itu sekaligus.
Berbekal pengalaman pekerjaan dan kiprahnya di berbagai organisasi itulah, Reza Berawi berkomitmen untuk menghibahkan dirinya dalam kerja-kerja pelayanan dan pengabdian kepada rakyat, agar lebih bisa memberikan manfaat lebih besar. Diamanahi untuk masuk di Komisi I DPRD Provinsi Lampung yang membidangi Pemerintahan, Hukum dan Perizinan, Reza Berawi berkomitmen untuk terus memperjuangkan kepentingan rakyat.
“Kami di Komisi I sedang memperjuang terkait kepemilikan tanah, baik legalitas dan penyelesaian konflik antara masyarakat dan perusahan. Kita berusaha maksimal bisa memberikan solusi, kebermanfaatan, kepastian hukum kepada semua elemen masyarakat. Kita ingin memastikan pelayanan yang dilakukan oleh intitusi pemerintahan benar-benar berpihak kepada rakyat, kita juga sedang menginventarisasi beberapa persoalan hukum untuk menjamin kepastian hukum dan keadilan, tidak tebang pilih,” tegasnya.
Di akhir perbincangan, Reza Berawi menitipkan pesan khususnya kepada kaum muda, untuk mengambil peran dan kesempatan yang mungkin tidak akan kembali lagi. “Sedari dini, kita harus berusaha bekerja keras, mendisiplinkan diri, baik belajar jalur akademik kalau memungkinkan atau juga otodidak dengan bekal ilmu yang cukup, didukung dengan badan yang sehat, otak yang cerdas dan relasi yang bagus. kesempatannya kita hanya menunggu urutannya saja,” pungkasnya. (Adi H) ***