Menu

Mode Gelap
Banjir Melanda Bandar Lampung: Sejumlah Wilayah Terdampak, Warga Diminta Waspada Temuan Pansus Singkong: Semua Pabrik Tapioka Abaikan Surat Edaran Gubernur Fauzi Heri: Pansus Bisa Adopsi Program Creating Shared Value (CSV) Budidaya Singkong Pola Kemitraan di Mesuji Fauzi Heri Pertanyakan Nilai Ekonomis Singkong di Luar Tapioka Adi Ahmadi: Berpolitik untuk Sebar Kebermanfaatan I Made Suarjaya Kritik Kinerja Kadis Ketahanan Pangan Lampung Tengah

Sosok

Intan Rehana: Dokter yang Mentas di Panggung Politik

badge-check


					Intan Rehana, Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Lampung (Foto: Dok. Pribadi/Istimewa) Perbesar

Intan Rehana, Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Lampung (Foto: Dok. Pribadi/Istimewa)

Bandarlampung, 10 Januari 2025 – Intan Rehana, sejak awal sebenarnya tidak pernah tertarik pada politik. Intan mengaku, didorong untuk maju menjadi calon legislatif setelah ayahnya, Bachtiar Basri yang pernah menjabat Wakil Gubernur Lampung periode 2014-2019 itu bertemu dengan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Lampung, Rahmat Mirzani Djausal.

Dara muda kelahiran Bumi Sang Ruwa Jurai pada 22 Juli 1989 ini, merupakan putri pasangan Bachtiar Basri dan Hasiah Bachtiar Basri, putri kelima dari enam bersaudara. Dalam namanya terkandung harapan dan cita-cita orang tuanya, Intan Rehana berarti batu permata yang berkilau, atau batu mulia yang wangi. Dalam istilah Arab Rehana juga berarti raja.

“Jadi kalau menurut orang tua, arti nama Rehana tersebut dari kata Rehan, artinya raja. Sebenarnya Papa itu pinginnya anak laki-laki, jadinya nama yang disiapkan adalah nama anak laki-laki,” terangnya saat ditemui di ruang Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Lampung beberapa waktu lalu.

Karir Politik dan Pendidikan

Intan merupakan anggota fraksi dari Partai Gerindra dan menjabat sebagai anggota Komisi V DPRD Lampung, membidangi bidang kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, pun Rumah Sakit Umum Daerah.

Menempuh pendidikan sebagai Sarjana Kedokteran, Intan mengaku bahwa dirinya baru pertama kali mencalonkan diri sebagai legislator.

“Ini pertama kali jadi anggota DPRD. Pertama kali nyalon dan langsung duduk. Saya kan sarjana kedokteran, tapi sebenarnya setelah selesai dari kuliah dan koas di RSUD Abdul Muluk, saya belum kerja. Jadi saya sebenarnya udah terlalu nyaman dengan hidup, ibu rumah tangga, mengurus anak,” kisahnya.

Namun, saat tahun politik 2024 sedang berlangsung, hasil perbincangan ayahnya dengan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Lampung, Gerindra membutuhkan sosok srikandi yang mau berjuang di kursi parlemen untuk mengawal kepentingan masyarakat Lampung selama lima tahun ke depan.

“Karena saat itu keterwakilan perempuan masih kurang dan saya ditunjuk serta diamanahkan untuk berjuang. Jadi diusulkan nama saya,” ungkap Intan.

Awalnya, Intan hanya berpikir bahwa dirinya untuk memenuhi kuota saja. Namun, ternyata dia mendapatkan nomor urut dua pada saat pencalonan tersebut. Ia juga mengaku bahwa saat itu Yay Mirza yang langsung meminta dirinya mantap untuk maju di legislatif Lampung.

“Karena ketua langsung yang bilang dan minta tolong, maka saya langsung siap saat itu. Namun tidak nyangka dapat nomor urut dua,” jelasnya.

Pengaruh Ayah dan Latar Belakang Keluarga

Masyarakat Lampung mungkin karib dengan Bachtiar Basri, sosok ayah dari Intan tersebut memang matang di birokrasi berpasangan Hasiah Bachtiar Basri yang merupakan PNS juga. Bachtiar pernah menjabat Sekretaris Daerah Lampung Utara, Bupati definitif Tulang Bawang Barat (Tubaba) dan terakhir menjadi Wakil Gubernur Lampung berpasangan dengan Muhammad Ridho Ficardo.

Intan Rehana menjalani pendidikan dasar hingga sekolah menengah akhir di Kotabumi, SD Xaverius Kotabumi, SMP N 7 Kotabumi, dan SMA N 3 Kotabumi. Lalu, ia mengakhiri gelar sarjananya di Universitas Lampung Fakultas Kedokteran pada tahun 2014.

Ia mengaku pada awalnya tidak ada motivasi untuk terjun ke dunia politik. Bahkan ia belum pernah tertarik pada politik, meskipun ayahnya memiliki segudang pengalaman di dunia politik.

“Karena mungkin saya kuliah di kedokteran, jadi saya tidak tertarik ke politik saat itu. Tapi sebenarnya, sekarang di periode pertama ini saya banyak belajar politik, lalu banyak ketemu orang baru, ketemu konstituen. Adapun tantangan terbesar saya yaitu turun dapil, ketemu konstituen, serap aspirasi, tapi saya belum bisa berbuat apa-apa untuk mereka, itu sih,” beber dia.

Intan mengaku jika saat ini dirinya belum bisa berbuat banyak untuk daerah pilihnya yaitu dapil 6 meliputi kabupaten Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, dan Mesuji.

“Sebab kita sudah melakukan sejumlah upaya dengan resap dan serap aspirasi dari masyarakat, tapi apa yang mereka minta belum saya wujudkan, kayak perbaikan jalan, sumur bor, BPJS, dan lain sebagainya,” tambah Intan.

Dengan rekam jejak yang masih seumur jagung di dunia politik, Intan juga mengaku bahwa pencapaian yang didapatnya di politik tersebut terdapat peran seorang ayah yang sangat mempengaruhi.

“Orang tua saya juga sangat mendukung. Bahkan waktu saya kampanye, mereka benar ikut turun. Tapi waktu itu saya bilang ke papah bahwa saya tidak ingin kampanye yang tidak ngapa-ngapain, yang mereka hanya dengar kita ngomong dan tidak berbuat apa-apa. Jadi kita adain pengobatan gratis, bukan hanya jelaskan visi-misi. Mereka mayoritas tukang deres karet, jadi kalau datang ke kampanye itu mereka mengorbankan pekerjaan itu. Namun karena datang ke kita, jadi gimana caranya agar mereka juga ada yang dibawa pulang, yaitu dengan pengobatan gratis,” kisahnya.

Kesadaran Kesehatan Masyarakat

Ia prihatin melihat mayoritas masyarakat di dapilnya kurang sadar terkait pentingnya kesehatan. Hal itu dilihat dari minimnya masyarakat yang masih datang ke posyandu. Bahkan, untuk masyarakat yang datang ke puskesmas memeriksa kesehatan juga tidak pernah.

“Jadi kalau mereka sakit kepala atau demam, ya mereka minum kopi aja gitu. Untuk mayoritas yang sempat kami periksa itu ada yang kolestrol, darah tinggi, asam urat. Sangat minim mereka untuk kesehatan. Termasuk yang ke posyandu pun, kurang dari 70 persen di tiga wilayah itu di tahun 2024,” ungkapnya.

Intan Rehana Saat Menyalami Warga (Foto: Dok. Pribadi/Ist)

Sebagai dokter tentu harapannya adalah bukan hanya membuat masyarakat sehat. Lebih dari itu, membuat masyarakat mengerti dan paham soal pencegahan dari berbagai penyakit juga menjadi atensi dia. Ia menilai kualitas sumberdaya manusia yang tinggi harus ditopang oleh tubuh yang sehat.

Saat ini, Intan Rehana juga mengemban amanah sebagai Ketua DPD Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) yakni sayap partai Gerindra yang konsen di bidang kesehatan. Kesira, ungkap Intan, kini baru terbentuk di DPD Lampung. Ia punya harapan besar bisa melakukan invasi Kesira ke sejumlah kabupaten/kota di Lampung.

“Padahal program Kesira Pusat itu banyak banget yang bisa kita bawa ke daerah seperti ambulance, klinik, sunat masal, pengobatan gratis, termasuk pembagian susu, telur. itu semua sudah berjalan di provinsi lain. Semua program Pak Prabowo sebenarnya itu yang menjalankan Kesira,” pungkasnya.** (Adi H).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Adi Ahmadi: Berpolitik untuk Sebar Kebermanfaatan

15 Januari 2025 - 18:47 WIB

Andika Wibawa: Simfoni Perjuangan dalam Lembaran Politik Lampung

9 Januari 2025 - 11:29 WIB

Reza Berawi, Notaris Yang Kini Mengabdi Sebagai Legislator

7 Januari 2025 - 19:57 WIB

Fahrorrozi: Perjalanan Hidup, Dedikasi, dan Komitmennya untuk Lampung

6 Januari 2025 - 16:29 WIB

Fauzi Heri: Dari Pena yang Mengukir Perubahan Hingga Kursi Parlemen

1 Desember 2024 - 10:34 WIB

Fauzi Heri, Anggota DPRD Provinsi Lampung Fraksi Partai Gerindra
Trending di Sosok