Metro, 15 Januari 2025 – Mulia, terpuji, dan terus menerus bersyukur pada Tuhan merupakan arti dari nama Ahmadi. Bahkan, nama itu karib dengan sosok manusia sempurna yaitu Nabi Muhammad SAW, itulah yang dikatakan Adi Ahmadi, anggota DPRD Kota Metro dari fraksi Gerindra.
Yang menarik, Adi Ahmadi lebih dikenal dengan nama Adi Bandit.
Pria bertubuh tinggi kurus itu saat ini mengemban amanah di Komisi II DPRD Kota Metro yang membidangi Kesejahteraan Rakyat dan Keuangan, meliputi: Pendidikan, Kesehatan, Kepemudaan dan Olahraga, Pariwisata, Kebudayaan, Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Tenaga Kerja, Transmigrasi, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Perpustakaan dan Kearsipan serta Keuangan.
Lahir di Bumi Sai Wawai pada 6 November 1982, Ahmadi merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara, pasangan dari H. Ahmad Fatoni dan Hj. Efi Ruvianti. Tak lama setelah kelahirannya, Ahmadi tinggal di Banten dan ketika mau masuk ke Sekolah Dasar barulah ia kembali ke Kota Metro.
Gayanya cukup nyentrik. Sebab ia satu-satunya anggota DPRD Kota Metro yang konsisten memiliki rambut panjang. Menurutnya, itu merupakan bagian dari sunah Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut wajar, karenanya ayah Ahmadi merupakan sosok religius yang dinilai sering menjalankan sunah nabi.
“Ayah sebenarnya banyak dikenal sebagai tokoh agama, karena keluarga santri, pernah jadi Ketua NU Lampung, juga pernah Ketua Badan Koordinasi Pesantren se-Lampung,” ujarnya saat ditemui di Jalan AR Prawiranegara, Kelurahan Metro, Metro Pusat, Rabu (15/1/2025).
“Sementara kalau ibu saya merupakan cucu alm. Burhanudin, Bupati pertama kali di Lampung Tengah tahun 1945-1948,” sambung Ahmadi.
Tempat Ahmadi menimba ilmu dimulai dari SD Islam Assyafiiyah di Sukabumi, dilanjutkan SMP Al-Quran Kota Metro dan ditutup di SMA Negeri 1 Kota Metro. Menjalani karir profesional Ahmadi juga diawali dengan bergabungnya dia di perusahaan yang aktif di bidang event organizer (EO).
Karir Politik dan Upaya Sebar Kemanfaatan
Pada zaman peralihan tahun 1999, Ahmadi awal terjun ke dunia politik. Motivasinya sederhana, namun sangat mulia; “ingin membantu orang banyak”. Hal itu juga tentu tidak lepas dari peran orang tuanya. Ayahnya kerap memberinya ilmu dan motivasi soal bagaimana hidup yang baik adalah yang bermanfaat bagi orang banyak.
“Tahun politik pertama tahun 1999, motivasinya untuk bantu orang, kalau kata orang tua saya jariyah kekuasaan. Itu membawa harapan masyarakat. Pada saat gabung, tantangan tidak bisa dihindari dan yang terbesar justru di dalam internal, meliputi kawan, keluarga, dan partai,” papar dia.
Menurutnya, politik itu harus sadar dan paham betul mengenai niat yang dilakukan. Sebab, banyak orang kadang luput dengan sesuatu yang sebenarnya bisa membuat memajukan masyarakat. Bahkan dirinya mengaku bahwa pencapaian terbesar dia adalah ketika bisa membantu atau bermanfaat bagi orang.
Organisasi, baginya hanya untuk bergaul dan mencari relasi pertemanan yang sehat, dia mengaku bahwa kawah Candradimuka justru ada pada lingkungan masyarakat. Saat ini, dia juga mengemban amanah sebagai Ketua Generasi Peduli Anti Narkoba (GPAN).
“Karena saya sangat benci narkoba itulah alasan saya bisa jadi ketua ini,” ungkap dia.
Prinsip dan Nilai Hidup
Hingga saat ini, ia selalu memegang prinsip “bermanfaat untuk orang banyak”. Namun, dirinya mengaku bahwa skala prioritas tersebut tercetus karena dirinya sudah lebih dulu memberi manfaat untuk keluarganya. Itu sangat rasional, karena ia menggambarkan dirinya sebagai pemimpin yang kerap mengayomi.
“Saya tidak bisa menutup kemungkinan bahwa orang tua merupakan tokoh yang sangat menginspirasi saya selain Nabi Muhammad SAW. Sementara, kalau lagi stres saya paling ngopi dan nonton film. Saya sangat menyukai film bergenre action dan dokumenter sejarah,” tutur dia dengan senyum sumringah.
Untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional, Ahmadi selalu menjalankan kewajiban ibadahnya.
“Dan untuk tantangan terbesar di masa mendatang adalah kestabilan ekonomi, jadi dampak covid itu baru sekarang. Target saya kalau bisa Gerindra ke depan dapat ketua dewan, minimal Ketua Fraksi, jadi berguna. Dan yang buat saya berbeda dari orang lain, eksentrika anggota dewan sendiri yang gondrong. Yuk kita bersama-sama membangun Kota Metro,” pungkasnya,** (Adi Herlambang)