Bandar Lampung– Anggota DPRD Lampung, Fauzi Heri, memberikan apresiasi terhadap langkah kolaboratif yang dilakukan tiga kepala daerah dalam upaya mengatasi permasalahan banjir yang kerap terjadi.
Ketiga pemimpin daerah tersebut adalah Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana; Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona; serta Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama.
Menurut Fauzi Heri, permasalahan banjir dan sampah di Bandar Lampung tidak bisa diselesaikan secara sepihak. Diperlukan sinergi dengan daerah penyangga agar solusi yang diterapkan dapat lebih efektif.
“Kita sedang menuju kota maju, dan tantangan seperti banjir adalah bagian dari dinamika kota besar. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi yang solid antara kepala daerah agar permasalahan ini bisa tertangani dengan baik,” ujar Fauzi Heri pada Sabtu (08/03/2025).
Ia menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di Bandar Lampung bukan hanya berasal dari curah hujan dalam kota, melainkan juga disebabkan oleh limpahan air dari daerah penyangga, terutama dari Pesawaran dan Lampung Selatan.
“Langkah inovatif yang diambil tiga kepala daerah dengan membangun embung untuk menampung air adalah langkah positif. Kita akan terus memantau bagaimana realisasi program ini ke depannya,” tambah anggota DPRD dari daerah pemilihan Bandar Lampung tersebut.
Selain banjir, Fauzi Heri juga menyoroti permasalahan sampah yang belum tertangani dengan baik di Bandar Lampung. Ia menegaskan bahwa pemerintah harus segera melakukan perbaikan dalam pengelolaan sampah, sementara masyarakat juga harus lebih disiplin dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai.
“Jika masyarakat saling mengawasi dan peduli terhadap kebersihan lingkungan, maka tugas pemerintah akan lebih ringan. Dengan begitu, keberadaan bank sampah yang masih minim di Bandar Lampung bisa berkembang dan menjadi solusi nyata,” lanjutnya.
Fauzi Heri juga menekankan bahwa bank sampah bukan hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat.
“Mahasiswa Itera sudah memiliki mesin extruder yang mampu mengolah sampah plastik menjadi biji plastik, yang memiliki nilai jual tinggi,” ungkapnya.
Namun, ia menekankan bahwa pemerintah kota memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat memilah sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya.
“Dengan pemilahan yang baik, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung akan lebih terkelola, sehingga sistem pengelolaannya pun bisa lebih optimal,” pungkasnya. ***red